Belajar dari klas pekerja : Perjuangan Ideologis yang konsisten akan menciptakan perubahan!


Afrika Selatan---Dua orang kawan mengunjungi kawan Fezile di Motherwell, yang mana pada beberapa minggu yang lalu kawan-kawan disana mengadakan suatu aksi. Percakapan kami dengan kawan-kawan pekerja setempat turut membantu kami memahami  proses yang memengaruhi pembangunan partai.

Dalam kesempatan itu, Kawan Fezile mengajak teman dan rekan sekerjanya untuk bergabung bersama kami ke tempat kerja mereka guna mendistribusikan surat kabar Red Flag. Kemudian kami berdiskusi panjang tentang perjuangan untuk Komunisme dengan mereka semua.

Kami memperkenalkan diri sebagai ICWP* yang memperjuangkan kepentingan kelas pekerja. Sebagian besar pekerja tertarik dengan topik yang kami sampaikan. Semenjak aksi beberapa minggu lalu, para pekerja di tempat itu mengalami masalah dengan pihak manajemen bahkan sukar untuk bekerja kembali. Beberapa pekerja berpikir kedatangan kami adalah sebagai bagian dari serikat pekerja yang hendak membantu mengakhiri perselisihan pekerja dengan pihak bos.

Pada mereka, kami jelaskan bahwa kami turut bersimpati pada perjuangan mereka namun tujuan kami lebih daripada itu. Bagi kami, satu-satunya cara yang dapat menolong kaum pekerja diantara sekian banyak cara yang mereka lakukan hari ini adalah dengan menghancurkan sistem kapitalisme atau dengan kata lain penghapusan keberadaan bos.

Kebanyakan diantara pekerja itu tidak yakin bahwa mereka punya kapasitas dan kekuatan untuk melawan para bos. Seorang pekerja bilang ia ragu bahwa segala sesuatu bisa diubah, "Karena para bos punya uang; mereka punya polisi; mereka juga punya tentara!. Kita tak bisa berbuat apapun untuk merubah situasi!", ujarnya.

Para pekerja ini merasa telah dikhianati oleh para bos juga merasa dikhianati oleh serikat pekerja. Kami berupaya meyakinkan mereka agar berhenti bergantung pada bos maupun serikat pekerja. Jika mereka bertindak secara kolektif dan membentuk sebuah perkumpulan, mereka akan memiliki kekuatan yang sanggup menggentarkan para bos. Para pekerja ini tidak sadar bahwa justru para bos lah yang bergantung pada pekerja dan bukan pekerja yang bergantung pada bos, karena tanpa pekerja yang menciptakan nilai, maka tak ada sepeserpun keuntungan (profit) yang akan masuk ke kantong para bos. Kami katakan pada mereka bahwa satu-satunya jalan untuk merubah masyarakat adalah dengan memperjuangkan Komunisme!.

Kami juga bicara dengan mereka terkait bagaimana suatu hal-ihwal dapat berubah. Terkadang perubahan itu tidak tampak, namun bukan berarti perubahan itu tidak ada semisal benua yang kita pikir tidak dapat bergerak pada dasarnya juga mengalami pergerakan beberapa centimeter tiap tahunnya, dan pada akhirnya pergerakan benua ini akan disadari pula oleh orang-orang, demikian pula perjuangan yang kita lakukan. Partai masih sangat kecil dan masih dalam proses pertumbuhan. Para pekerja harus bergabung dalam partai agar partai dapat memperluas jangkauannya. Seiring waktu berlalu, pada akhirnya orang-orang akan menyadari perkembangan yang telah diciptakan oleh partai.

Hancurkan ide-ide rasis dan sexis para bos 

Kami menjelaskan perlunya melihat  sisi lain dibalik pembagian kerja secara sexis dan rasis yang diterapkan oleh para bos. Kalangan pekerja sendiri sebetulnya lebih banyak memiliki kesamaan ketimbang perbedaan. Adapun terhadap para bos justru lebih tampak perbedaannya dengan para pekerja. Terkait para pekerja tidak peduli apakah mereka ini berkulit hitam, putih ataupun berwarna (Ras Campuran), mereka tetaplah pekerja sehingga persamaan diantara mereka lebih tampak satu sama lain, berbeda halnya dengan sekelompok orang yang menghisap tenaga kerja mereka.

Topik yang kami bicarakan ini pada intinya berpusat pada persoalan bagaimana para bos menjaga agar kaum pekerja tetap terpecah-belah dengan menggunakan cara pandang rasisme. Upaya melanggengkan cara pandang rasisme ini dilakukan para bos salah satunya dengan penerapan hak istimewa pada beberapa pekerja dengan kulit berwarna, hal ini menjadikan para pekerja kulit hitam iri hati, curiga  dan menganggap para pekerja itu sebagai pengkhianat kelas pekerja.

Selanjutnya, kami menawarkan surat kabar Red Flag kepada para pekerja disana, tidak hanya kepeda para pekerja kulit hitam saja. Rata-rata yang mengambil surat kabar kami ialah para pekerja dari kulit berwarna, hal ini membuktikan bahwa pandangan yang menyatakan pekerja dengan kulit berwarna sebagai pengkhianat kelas adalah suatu kesalah-pahaman, dan penting untuk ditegaskan sekali lagi bahwa pandangan rasis ini dibentuk oleh para bos guna memecah belah kelas pekerja.

Satu-satunya hal yang menjadikan para pekerja terikat dengan para bos ialah upahan, hal inilah yang terkadang menjadi alasan dibalik perasaan enggan berubah mereka. Tanpa upahan para pekerja takkan dapat memperoleh kebutuhan hidup.

Kondisi seperti itulah yang memantik kehadiran ICWP. Ketika kita berhasil mencetuskan revolusi Komunis, kaum pekerja tak perlu lagi bekerja demi berharap upah, karena kebutuhan hidup mereka sudah dapat dipenuhi dan kaum pekerja pula yang berkontribusi dalam proses produksi kebutuhan itu atas dasar kemampuan dan komitmen mereka.

Melalui pembicaraan ini, kami akhirnya mengetahui mengapa pekerja umumnya merasa ragu dengan kemampuan mereka untuk melawan pihak bos. Pembicaraan ini turut menjawab rasa penasaran yang turut kami rasakan secara kolektif.

Kami juga telah berbicara dengan para pekerja seputar hukum kuantitas dan kualitas. Beberapa kawan juga bertanya apakah hukum ini dapat dipakai dalam kehidupan nyata. Apakah ketika kita melakukan perubahan kuantitatif maka lantas tercipta perubahan kualitatif.

Perubahan kuantitatif seperti apa yang akan memicu perubahan kualitatif yang kita inginkan? hanya lewat praktik hal ini dapat kita ketahui. Kita harus tetap konsisten, terus menerus menggalang perjuangan ideologis tanpa kenal lelah, karena dengan begitu maka perubahan yang kita hendaki dapat kita ketahui.

Tiap surat kabar Red Flag yang kami sebarkan adalah suar yang menjadi penghubung agar saling memperkuat ikatan. Kondisi ini akan menjadi titik tolak yang bagus bagi memulai percakapan yang menarik dikalangan pekerja. Selanjutnya kita juga harus menjelaskan pada orang-orang bahwa jika kita bertindak maka akan terbentuk perubahan kualitatif.

Kunjungan kami ini pada akhirnya menunjukkan betapa pentingnya mempraktikkan perjuangan ideologis yang konsisten guna melihat bagaimana perubahan kuantitas akan menciptakan perubahan kualitas, atau pendeknya kita mampu menelaah pasang-surut perjuangan itu sendiri. Hal-hal seperti ini bukanlah dogma juga tidak tertera diatas batu karena hal ini akan dapat berkembang dan berubah seiring dengan praktik.

Ket (*) :
ICWP adalah kependekan dari International Communist Workers Party


Diterjemahkan oleh : Bung Aen
Sumber : Surat kabar Red Flag Edisi Bulan Juli 2020 (1-22 Juli 2020)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kronologi Kasus Kekerasan Akademik UNAS

SOEKARNOISME DI MATA LENINIS

Kebangkitan Asia (1913)